Rabu, 22 Oktober 2008

Tugas Produk Profile 2

HEMAVITON ENERGY DRINK BUKAN PEMANIS BUATAN


Sekalipun ada peraturan makanan (dan minuman) yang mengandung pemanis buatan harus mencantumkan keterangan dan peringatan kepada konsumen, di pasaran masih dijumpai minuman berenergi produksi dalam dan luar negeri yang memakai pemanis buatan tanpa mencantumkan salah satu atau kedua hal tersebut.

Bulan Mei 2002 lalu, Yayasan Pemberdayaan Konsumen Kesehatan Indonesia (YPKKI) bersama majalah Human Health telah menguji 35 produk sumplemen penambah tenaga (minuman berenergi) yang paling [color=#0000FF]banyak diminati masyarakat. Hasilnya, banyak produk yang menggunakan pemanis buatan seperti sorbitol, aspartam, dan siklamat, namun tidak mencantumkan dalam bahan baku, atau mencantumkan, tetapi tanpa peringatan kepada konsumen.

Pengamatan Kompas di lapangan pekan lalu menunjukkan, tidak ada perubahan signifikan pada label-label minuman berenergi yang sudah disurvei YPKKI. Masih banyak produk minuman berenergi dengan pemanis buatan yang tidak mencantumkan peringatan pada konsumen, meski sebagian mencantumkannya dalam kandungan bahan baku.

Dari contoh produk yang tersedia, diketahui Hemaviton Energy Drink mencantumkan siklamat dan sorbitol, Joss Kid dan Extra Joss mencantumkan aspartam. Ini sesuai dengan survei Bulan Mei. Dari survei Bulan Mei itu juga diketahui Hemaviton Jreng menggunakan aspartam.

Selain itu, survei YPKKI juga mencatat dua sampel yang tidak mencantumkan jenis pemanis yang digunakan, yaitu Redoxon Double Action dan Supradyn, satu sampel tidak mencantumkan tata cara penggunaan (Bee Jelly), dan 12 sampel tidak mencantumkan peringatan efek samping (Galin Bugar, Hemaviton, Kratingdaeng-S, Kratingdaeng, Lipovitan Honey, Lipovitan, M-150, Neo Ultracap, Chew Chan Wan, Gejie Da Bu Wan, Ginseng Tonic Pill, dan Sea Horse).

Pelanggaran terbesar menurut survei Bulan Mei adalah tidak mencantumkan batas waktu kedaluarsa (48,6 persen) seperti pada produk Peking Lingching Royal Jelly, Peking Royal Jelly, Superviton, Neo Ultracap, Pharmaton Formula, Sea Dragon Ginseng, Sehat Perkasa, Supra Ginseng Kidney, Renshenfengwangjiang-Ginseng Royal Jelly, Alrodeer Pills, China Meng Nan, Chew Chan Wan, Gejie Da Bu Wan, Ginseng Tonic Pill, Jianshenwang, Kangweiling Wan, dan Sea Horse.

Ada juga yang tidak mencantumkan tanda peringatan atau efek samping dan indikasi dalam bahasa asing masing-masing (34,3 persen), mencantumkan tanda peringatan atau efek samping dalam bahasa asing (20 persen), tidak mencantumkan nomor registrasi Departemen Kesehatan/Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Depkes/BPOM) (22,9 persen), dan tidak mencantumkan komponen pokok (11,4 persen).

Produk yang mencantumkan pemanis buatan sesuai lampiran Permenkes Nomor 208/ Menkes/Per/IV/85 tentang pemanis buatan yakni aspartam, sodium siklamat, natrium siklamat, dan larutan sorbitol hanya 8,6 persen.

Melanggar aturan

Menurut Ketua YPKKI dr Marius Widjajarta SE, sebagian besar produk melanggar Pasal 8 UU Perlindungan Konsumen, penandaan dan informasi (PP 72/1998 tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan), PP 69/ 1999 tentang label, dan iklan pangan serta Permenkes Nomor 208/1985.

Marketing dan Customer Service Manager PT Bintang Toedjoe-produsen Extra Joss- Susilo Nugroho yang dikonfirmasi mengakui memakai aspartam, namun ia mengatakan produk itu aman bagi semua orang. "Sumbernya adalah keterangan dari Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat (AS), World Health Organisation (WHO), dan International Food Information," katanya.

General Manager PT Tempo Scan Pacific yang memproduksi Hemaviton Energy Drink dan Hemaviton Jreng, Paul Hariyanto, menyatakan pihaknya memproduksi Hemaviton (termasuk kandungan di dalamnya) sesuai aturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM). "Kami membuatnya sepengetahuan BPOM, tentunya kalau tidak mendapat izin produksi kami tak akan berani mengedarkannya," kata dia.

Paul juga menjelaskan, label yang ditempel di produk juga sudah melalui pemeriksaan BPOM. "Kami tak bisa memproduksi label sendiri," tambahnya.

Marius juga menyayangkan bahwa produk yang menyalahi Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) RI tentang pemanis buatan, tetap mengantungi izin BPOM. Menurut Permenkes 208/Menkes/Per/IV/85, pemanis buatan hanya digunakan untuk penderita diabetes dan penderita yang memerlukan diet rendah kalori, yaitu aspartam, sakarin, siklamat, dan sorbitol.

Permenkes tentang pemanis buatan dalam Pasal 11 Ayat 2 berbunyi, label makanan yang mengandung pemanis buatan juga harus mencantumkan tulisan, "mengandung pemanis buatan" (a), "mengandung gula dan pemanis buatan", jika makanan tersebut selain mengandung pemanis buatan juga mengandung gula (b), serta tulisan "untuk penderita diabetes, dan atau orang yang membutuhkan makanan berkalori rendah" (c).

Deputi III Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya BPOM Prof Dr Ir Dedi Fardiaz yang dihubungi Minggu (29/9) menyatakan akan mencek kembali izin minuman berenergi tersebut. "Saya harus cek dulu, karena bisa saja saat mendaftarkan produknya produsennya belum memakai bahan pemanis tersebut," katanya.

Hati-hati

Soal keamanan pemanis buatan, farmakolog Prof dr Iwan Darmansjah SpFK menyarankan agar konsumen berhati-hati mengonsumsi produk dengan pemanis buatan. "Jika pemanis buatan seperti aspartam dan siklamat digunakan dalam jumlah moderat tidak masalah, terutama bagi mereka yang sedang diet gula. Namun, konsumsi terus-menerus bisa berdampak kurang baik," tutur Iwan.

Ia mencontohkan, gula untuk penderita diabet baik digunakan untuk minum kopi. Tetapi, bila ia lalu minum teh lima kali dan setiap kali minum memakai produk tersebut, jelas tidak sehat.

Menurut Iwan, orang sehat lebih baik minum gula biasa, sebab pemanis buatan ditujukan untuk orang tertentu misalnya penderita diabetes. Namun, produsen memakainya karena harganya lebih murah.

Dokter ahli gizi di Jakarta yang tidak mau disebut namanya menambahkan, pemakaian siklamat di AS sudah dilarang karena percobaan pada tikus menimbulkan kanker buli-buli. Aspartam tidak boleh digunakan di air mendidih sebab bisa terurai menjadi metanol yang bisa menyebabkan kebutaan, lalu fenilalanin yang mengganggu perkembangan otak.

Tugas Opini Publik 2

Opini Publik dan Kebijakan Luar Negeri



Pembentukan opini publik sebagai bentuk manifestasi kebijakan politik luar negeri sebuah negara dapat dikategorikan sebagai sebuah soft-power yang berjalan beriringan dengan hard-power. Hard-power disini dapat diartikan sebagai kekuatan persenjataan atau kekuatan diplomasi dari suatu negara di tataran internasional. Sedangkan yang dimaksud dengan soft-power adalah kekuatan negara dalam membentuk sebuah paradigma yang akan mendukung terlaksananya sebuah kebijakan politik luar negeri.

Media pelaksanaan dari soft-power ini antara lainnya terdiri dari peran media internasional, budaya dan pendidikan. Konsiderasi dasar bagi sebuah negara dalam menerapkan praktik pembentukan opini publik berangkat dari sebuah asumsi bahwa publik merupakan entitas yang sangat sulit untuk dikendalikan. Dengan demikian, opini publik dirasa penting pula untuk dikuasai, dengan pertimbangan bahwa segala bentuk kebijakan politik luar negeri yang akan diterapkan oleh suatu negara harus mendapatkan dukungan yang kuat dari publik. Selain itu, opini publik merupakan mekanisme yang sangat kuat dalam menguasai paradigma publik internasional tentang suatu kebijakan politik luar negeri yang akan diambil.

Jadi, pada akhirnya, apabila opini publik internasional telah dapat dikuasai, maka aktor negara akan mendapatkan 2 keuntungan utama. Pertama, proses pembuatan dan perumusan kebijakan politik luar negeri negara tersebut tidak akan melalui sebuah proses yang sulit. Hal ini disebabkan oleh karena values yang berada di tataran paradigma publik telah dikuasai secara signifikan oleh negara itu. Kedua, keputusan kebijakan politik luar negeri juga akan dapat diimplementasikan secara optimal, karena telah tercapainya faktor pertama dengan baik.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah mengenai bagaimana cara yang efektif bagi suatu negara dalam menguasai suatu opini publik. Dalam kasus ini, aktor media merupakan aktor yang memiliki akses terbesar dalam menguasai opini publik masyarakat. Contoh konkretnya antara lain dapat terlihat dalam kasus Al-Jazeera. Sejak tenarnya stasiun televisi ini pada tahun 2003 dengan memberikan pemberitaan yang berbeda dari media internasional lainnya mengenai perang Irak, kantor berita ini dapat dikategorikan sebagai pembentuk opini publik oposisi yang paling kuat di tataran dunia internasional, selain CNN dan BBC. Bukti pembentukan opini publik dari Al Jazeera antara lainnya terlihat dalam acara The Opposite Direction yang di-anchored oleh Dr. Faisal Al-Qassim.

Di berbagai episodenya, Dr. Qassim mengundang tokoh-tokoh dengan latar belakang yang berbeda dan cenderung kontroversial. Di salah satu episode dari The Opposite Direction, Dr. Qassim membawakan tema “Are Hezbollah are Resistance or Terrorist?”, dengan dihadiri oleh dua scholars dari Mesir dan Lebanon. Episode ini kemudian berdampak pada kecaman dari berbagai negara Arab seperti Suriah dan Mesir karena menganggap Al Jazeera memprovokasi masyarakat Arab lainnya untuk menganggap Hezbollah sebagai freedom-fighter dibandingkan sebagai rebellion.

Meskipun tidak menjadi afiliasi negara apapun, termasuk Qatar, perilaku yang dicerminkan oleh Al Jazeera ini setidaknya telah membuat Suriah dan Mesir harus mengkalkulasikan kebijakan politik luar negerinya sebagai akibat dari adanya opini publik yang ditimbulkan oleh stasiun televisi tersebut. Dalam konteks yang lain, Amerika Serikat juga mempunyai kekuatan media yang sangat kuat. Kekuatan ini berada di bawah United States Information Agency (USIA), dengan VoA yang menjadi vanguard dari pembentukan opini publik internasional. Dalam kasus ini, USIA berperan secara aktif sebagai alat dari pemerintahan Amerika Serikat untuk menguasai opini publik masyarakat internasional.

USIA merupakan representasi dari apa yang disebut sebagai mekanisme soft-power AS dalam melancarkan kebijakan politik luar negerinya. Pada akhirnya, berdasarkan penjabaran di atas, dapat disimpulkan bahwa keberadaan media dalam pembentukan opini publik internasional sudah sepertinya layaknya konsepsi dari von Clausewitz mengenai perang. Apabila Clausewitz menyatakan bahwa perang merupakan bentuk lain dari kebijakan politik luar negeri suatu negara, maka keberadaan media dapat dianalogikan sebagai bentuk lain dari penguasaan opini publik untuk mendukung pelaksanaan suatu kebijakan politik luar negeri dari negara yang bersangkutan.

Tugas Opini Publik 1

Extra Joss mendapat serangan bertubi-tubi dari para pesaing. Saat berkonsentrasi mencegat Hemaviton Jreng, Kuku Bima Energy datang menghadang. Persaingan kian panas. Akankah Extra Joss terjungkal? Siapa yang bakal unggul?

Mungkin luput dari perhatian kita. Fenomena bundling produk AMDK dengan Extra Joss yang dilakukan pedagang asongan sudah sangat jarang kita temui. Kini, sebagian besar pedagang asongan hanya menjajakan AMDK, tanpa Extra Joss. Padahal, dulu bundling produk yang tidak pernah masuk dalam strategi kedua produsen ini seakan-akan menjadi amunisi wajib bagi para sopir dan pekerja kasar lainnya.

Tebersit pertanyaan, ada apa dengan Extra Joss? Adakah produk ini sudah masuk ke tahap declining? Memberikan jawaban bagi kedua pertanyaan di atas, memang masih terlalu dini. Namun, apa yang dialami Extra Joss saat ini mungkin mirip dengan yang dikisahkan Jesper Kunde dalam bukunya Corporate Religion tentang kejatuhan Adidas. Dalam bukunya, Kunde membuktikan bahwa pemasaran bukanlah hanya sebatas science; pemasaran juga membutuhkan penjiwaan. Ini terbukti lewat cerita kejatuhan Adidas kala ditinggal oleh CEO yang sangat menjiwai olah raga.

extrajoss.jpeg


Hal yang sama sepertinya juga dialami Extra Joss. Produk fenomenal produksi PT Bintang Toedjoe (BT) ini seperti limbung kala ditinggal komandan, Simon Jonatan. Tanpa bermaksud memuji, fakta menunjukkan bahwa di tangan Simon Extra Joss demikian perkasa. Pertumbuhan penjualan produk yang menjadi cash cow BT ini setiap tahun selalu double digit. Namun, sepeninggal Simon, penjualan Extra Joss dalam dua tahun terakhir stagnan, bahkan cenderung turun.

Sumber SWA di lingkungan BT menampik kabar penurunan penjualan Extra Joss dalam beberapa tahun terakhir. Menurutnya, penjualan Extra Joss tergolong masih cukup baik kendati pertumbuhannya tidak seperti yang diharapkan lagi. “Kalau turun mungkin tidak, tapi pertumbuhannya mungkin sudah tidak sebagus tahun-tahun sebelumnya,” ujarnya.

Hal ini, menurutnya, wajar bagi produk yang sudah sebesar Extra Joss. Dengan penguasaan pasar di atas 60%, sulit bagi BT tetap mengharapkan pertumbuhan penjualan di atas 10%. Hal ini, lanjut sumber tadi, salah satunya disebabkan karena daya beli masyarakat — khususnya dari kalangan menengah-bawah — menurun cukup tajam. Padahal, segmen pasar ini merupakan salah satu komponen penting dalam jajaran pelanggan Extra Joss.

Dia sama sekali tidak menyinggung persaingan sebagai salah satu penyebab stagnannya penjualan Extra Joss dalam tiga tahun terakhir. “Semakin banyak pemain dan semakin banyak yang beriklan, pasarnya seharusnya meningkat. Yang terjadi saat ini adalah pemain bertambah, iklan bertambah, tapi pasarnya segitu-segitu saja,” ungkapnya.

Sumber tadi boleh saja berkilah, tetapi fakta di lapangan menunjukkan bahwa Extra Joss saat ini kerepotan menghadapi pemain-pemain lain yang belakangan sangat aktif menggarap pasar. Salah satunya, Hemavitong Jreng. Produk besutan PT Tempo Scan Pacific (TSP) ini memang sedang gencar-gencarnya mengembangkan pasar, salah satunya lewat iklan.

Berdasarkan pantauan Nielsen Media Research, hingga September 2004, TSP telah mengucurkan tak kurang dari Rp 19,5 miliar untuk mengomunikasikan produknya di berbagai media. Angka ini memang masih jauh di bawah Extra Joss yang untuk periode yang sama telah menghabiskan Rp 103,6 miliar, tetapi dampak dari komunikasi yang dilakukan TSP terasa lebih besar dibanding hasil yang diperoleh BT dengan bujet yang sangat ambisius.

Perlahan tapi pasti, Hemaviton Jreng mulai menggerogoti pasar Extra Joss. Saat ini, pangsa pasar mereka diperkirakan mencapai 20% (Extra Joss di atas 50%). Namun, ini jelas bukan berita baik bagi BT. Karenanya, BT merespons dengan meluncurkan varian terbarunya, Extra Joss LG.

Dari sisi produk ataupun cara BT mengomunikasikannya, Extra Joss LG jelas diposisikan untuk menghantan Hemaviton Jreng. Rasanya dibuat lebih manis dan kemasannya berwarna merah (Hemaviton Jreng rasanya juga manis dan kemasannya juga merah). Demikian juga, cara komunikasinya: BT seolah-olah mengingatkan konsumen untuk tidak memilih produk yang asal merah kemasannya.

Namun, sumber SWA tadi mengelak jika dikatakan bahwa peluncuran Extra Joss LG adalah untuk menghantam Hemaviton Jreng. “Berdasarkan riset konsumen yang kami lakukan, ada sebagian konsumen yang kurang menyukai rasa asam Extra Joss, karena itu kami luncurkan varian dengan rasa yang lebih manis,” ungkapnya. Dia juga mengatakan, pihaknya merasa bahwa pasar juga cenderung sudah jenuh, sehingga dibutuhkan varian baru untuk menyegarkannya.

Menurut Simon, salah satu faktor yang membuat Hemaviton Jreng dapat cepat diterima pasar adalah karena mereka masuk pada saat yang tepat. “Mereka masuk pada saat Extra Joss kekurangan stok beberapa waktu lalu, sehingga mereka bisa menikmati pasar,” ujar CEO Brandmaker ini. Cerdiknya lagi, mengetahui Extra Joss kekurangan stok, Simon melanjutkan, TSP langsung mengisi seluruh jalur distribusi dan menggebrak lewat iklan yang sangat gencar.

Dia mengatakan, strategi BT dengan meluncurkan Extra Joss LG untuk menghadang Hemaviton Jreng merupakan blunder besar. Seharusnya BT menerapkan strategi fighting brand, misalnya dengan menggunakan merek Extraviton atau lainnya, dan langsung mengajak Hemaviton Jreng perang secara head to head. “Seharusnya brand Extra Jossnya jangan diganggu-gugat, biarkan positioning-nya tetap lebih tinggi dibanding brand lainnya,” jelasnya.

Simon memang agak kritis terhadap kinerja merek yang pernah dibesarkannya ini. Dari sisi komunikasi, misalnya, menurutnya komunikasi Extra Joss saat ini cenderung menurun dibanding saat ia tangani dulu. “Dulu kami menggunakan Del Piero sebagai bintang iklan, kok sekarang malah menggunakan Gogon,” ujarnya mengkritik. Bintang iklan lainnya yang kini digunakan Extra Joss, dikatakannya, cenderung menurunkan citra Extra Joss. Menurutnya, komunikasi suatu merek harus terus diangkat agar citranya juga terus meningkat.

Sekarang, belum lagi selesai menghadapi serangan Hemaviton Jreng, BT kembali mendapat serangan dari PT Sido Muncul (SM), lewat produknya Kuku Bima Energy. Menurut Irwan Hidayat, Presiden Direktur SM, peluncuran produk ini didasari pada posisi SM sebagai produsen jamu yang kian terdesak. Dia mengatakan, awalnya dia sudah cukup happy dengan kinerja perusahaannya di kancah industri jamu. Namun, belakangan semakin banyak perusahaan dari industri farmasi yang mulai masuk ke kategori jamu. “Industri jamu itu pasarnya kecil, hanya 10% dari industri farmasi. Nah, kalau sekarang perusahaan-perusahaan farmasi juga masuk ke industri jamu, kami bakal kebagian apa?” ungkapnya.

Karena alasan itu, Irwan mengatakan, SM harus mencari peluang lain di luar industri jamu. Salah satunya, kategori minuman energi. Kategori ini dipilih, menurut dia, karena memiliki pasar yang sangat besar, sedangkan jumlah pemainnya belum terlalu banyak. Ia memperkirakan, pangsa pasar kategori ini (hanya minuman energi serbuk) tak kurang dari Rp 1 trilyun/tahun, dan pasarnya masih terus tumbuh. “Kami memang belum berpikir untuk mengalahkan market leader. Kami hanya ingin mengambil sedikit porsi dari pasar yang besar itu,” ujarnya merendah.

Menurut Irwan, masuknya SM ke kategori minuman energi ini bukanlah tanpa modal. Dia mengatakan, SM setidaknya memiliki tiga modal utama. Pertama, merek yang cukup kuat, yaitu Kuku Bima. Menurutnya, merek ini masih sangat sesuai jika digunakan untuk kategori minuman energi. Kedua, jaringan distribusi yang sangat luas. Irwan mengatakan, saat ini setidaknya SM memiliki sekitar 150 ribu jalur distribusi berupa pedagang jamu yang tersebar di seluruh Indonesia. “Memang outlet jamu saja tidak cukup untuk kategori produk ini, tapi setidaknya kami punya modal yang tidak dimiliki pemain lain,” ungkapnya. Ketiga, plan yang masih belum dimanfaatkan, sehingga untuk masuk ke kategori ini modal yang harus dikeluarkan tidaklah terlalu besar.

Selain modal, SM juga merasa memiliki celah yang bisa dimanfaatkan. “Salah satu ciri pemain dari industri farmasi adalah selalu ingin untung besar,” ungkap Irwan. Dia mengatakan, untuk produk minuman energi, rata-rata margin yang diambil pemain seperti BT atau TSP hampir 100%. Karena itu, tak mengherankan, rata-rata mereka sangat berani menghambur-hamburkan uang dalam beriklan.

SM sendiri menurutnya sudah sangat terbiasa dengan iklim di industri jamu yang memiliki margin sangat rendah. Karenanya, SM memanfaatkan peluang ini untuk dapat menjual produknya dengan harga yang lebih murah, paling tidak sampai tingkat distributor atau pedagang eceran. “Pada akhirnya harga ke konsumen sebagian besar memang sama dengan harga produk kompetitor, tapi dengan begitu kami memberikan margin yang lebih besar kepada pedagang, dan ini setidaknya cukup untuk membuat mereka mau menjual produk ini,” kata Irwan.

Menurut Irwan, dengan menawarkan keuntungan yang lebih besar kepada pedagang, diharapkan mereka mau mati-matian menjual produk ini. “Sekarang saja, sudah ada pedagang yang sangat ekstrem tidak mau menjual produk lain,” ungkapnya. Dan karena itu, hanya dalam waktu kurang dari 6 bulan, tingkat penetrasi Kuku Bima Energy sudah bisa menyamai produk-produk lain. Padahal, SM boleh dibilang merupakan pendatang baru di jalur distribusi ini.

Dari sisi produk, Kuku Bima Energy sebenarnya tidak berbeda dari produk minuman energi lainnya. Sebagai diferensiasi, SM menambahkan ekstrak ginseng pada produknya agar manfaat produk ini lebih terasa. Irwan mengatakan, penambahan ginseng pada produk ini berdasarkan hasil riset yang mereka lakukan sebelumnya: masih banyak konsumen yang mengeluhkan khasiat produk-produk yang ada sebelumnya.

Layaknya produk-produk baru lainnya, SM pun saat ini tengah gencar mengomunikasikan produknya di berbagai media. Data Nielsen Media Research menunjukkan, sejak diluncurkan pada April 2004 hingga September 2004, SM sedikitnya telah mengucurkan Rp 18,1 miliar untuk mengomunikasikan produk terbarunya ini.

Uniknya, dalam mengomunikasikan produk ini, SM menggunakan Donny Kusuma sebagai bintang iklannya. Padahal, Donny pernah lama menjadi bintang iklan Extra Joss. Menurut Irwan, dari segi postur, Donny sangat mewakili konsumen minuman energi. Selain sebagai figur publik, Donny juga seorang atlet. Selain itu, SM juga ingin menciptakan opini bahwa kehadiran Kuku Bima Energy telah berhasil membuat ikon minuman energi (Donny – Red.) berpindah. “Kami tahu ini kurang lazim, tapi kami yakin kami mengambil keputusan yang benar,” ujar Irwan. Dan hingga saat ini, Irwan merasa cukup puas dengan kinerja Donny sebagai bintang iklan produknya itu.

Sebenarnya, sah-sah saja bagi SM mengontrak Donny sebagai bintang iklannya. Namun, menurut Simon, langkah ini cenderung akan membawa dampak yang negatif. “Kalau SM ingin menjadikan Kuku Bima Energy sebagai brand besar, strategi ini akan lebih banyak membawa dampak negatif. Tapi, kalau mereka hanya ingin mengambil sedikit dari kue yang tersedia sih, sah-sah saja,” ungkapnya.

Simon mengatakan, citra Donny sudah sangat melekat dengan Extra Joss; Extra Joss menggunakan Donny saat bintang ini belum banyak dikenal orang. Lagi pula, belakangan citra Donny juga cenderung turun, apalagi ditambah dengan usianya yang memasuki masa sunset untuk kategori atlet.

Secara teori, Simon boleh jadi benar. Dan hal itu pun sempat masuk dalam pertimbangan SM. Kenyataannya, penjualan Kuku Bima Energy terus tumbuh. Meski enggan menyebutkan angka pastinya, Irwan mengatakan bahwa volume penjualan mereka saat ini jauh lebih besar dari yang mereka perkirakan. Melihat kenyataan ini, SM langsung pasang target meraih 10% pasar dalam satu tahun pertamanya. “Persaingan sangat ketat, dan kami sangat tahu ada pemain yang sangat kuat di kategori ini, karenanya sementara ini kami masih hati-hati dalam menentukan target,” ujar Irwan.

Langkah awal yang manis ini pun semakin mempertebal semangat SM di kategori minuman energi. Bahkan, dalam waktu dekat SM akan meluncurkan minuman energi cair untuk semakin meramaikan persaingan di kategori ini. “Sebenarnya dari awal kami sudah berencana masuk ke kedua kategori ini. Kami luncurkan serbuk lebih dulu karena kami anggap lebih siap,” ungkap Irwan.


Opini Publik diatas sudah memenuhi kredibilitas, kopetensi dan akuntabilitas

Tugas Produk Profile 1

Extrajoss Minuman Kesehatan
Mengandung asam amino, Vit. B Kompleks, dan Ginseng

Extra Joss merupakan minuman kesehatan yang mengandung asam amino ( taurine ), vitamin B kompleks ( inositol, B1, B2, B3, dan B6 ), ginseng, dan kafein.

Taurine adalah salah satu asam amino yang banyak terdapat di dalam tubuh, terutama di otot, jantung, dan otak. Inositol merupakan salah satu penyusun vitamin B kompleks yang banyak terdapat di dalam jaringan otot dan otak. Taurine dan Inositol di dalam tubuh berperan dalam pergerakan ion-ion natrium, kalium, magnesium, dan kalsium masuk dan keluar sel sehingga membantu penghantaran impuls saraf.

Vitamin B1/Tiamin, B2/Riboflavin, B3/Niasinamid, dan B6/Piridoksin merupakan komponen penting vitamin B kompleks yang berperan membantu pembakaran dan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dari makanan menjadi energi.

Ginseng telah ratusan tahun dikenal mampu membantu mengatasi kelelahan fisik dan mental, meredakan stres, serta meningkatkan kemampuan kerja seseorang.

Kafein merupakan bahan berkhasiat yang terdapat di dalam kopi yang telah dikenal luas oleh masyarakat karena mampu meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan, mengatasi kantuk, dan meningkatkan kecepatan reaksi.

DOSIS
1 sachet dicampur dengan 200 ml air dingin.
Untuk dewasa 1 sachet diminum sekaligus, maksimum 3 sachet perhari.

Lalu bagaimana dengan isu negatif mengenai Aspartame???

Isu-isu negatif kaya seperti ini diduga ada motivasi persaingan bisnis. Berita yang pasti dan benar adalah bahwa hingga saat ini seluruh BPOM didunia, termasuk BPOM di Indonesia dan U.S. Food and Drug Administration (FDA), mengijinkan pemakaian aspartame/sweetener untuk seluruh produk.


Bagi anda - anda yang merasa kurang berenergi,,pastikan minum EXTRA JOSS, dan langsung seketika anda RASAKAN KHASIATNYA!!!

Tugas Peran Kerja Dan Fungsi Humas 2


Peran Kerja Dan Fungsi Humas


Membentuk Humas Parpol

Manajemen parpol sekarang perlu direnovasi dan dilakukan pembaruan dengan membentuk bidang humas yang terlepas dari bidang infokom yang sudah ada. Fungsi dan peran humas yang dibentuk selain menerapkan manajemen strategis juga sebagai mediator antara pimpinan dengan anggota (internal) dan antara pimpinan dengan publik/masyarakat (eksternal) sehingga tercipta komunikasi yang harmonis.

Lebih dari itu humas parpol juga memiliki fungsi sebagai komunikator, fasilitator, dan corporate image building (pembangun citra parpol). Jadi dia menjalankan fungsi pimpinan parpol (role of the leader) tempat seorang pimpinan parpol mempunyai peran sebagai figur, sebagai komunikator, dan sebagai pembuat keputusan (interpersonal, informational, and decisional).

Seorang kader praktisi humas parpol yang piawai dalam berkomunikasi dengan media tulisan, elektronik, bahkan melalui multi media. Kader praktisi humas parpol diharapkan juga dapat melakukan pembinaan sumber daya manusia internal partai itu, di samping diperlukan kondisi yang kondusif yang mengarah kepada keterbukaan dan demokratisasi.

Hal ini akan dapat mendorong setiap pimpinan parpol untuk berpikir kritis dan kreatif. Setiap pimpinan parpol akan mengembangkan pola berpikir alternatif dengan pemahaman mendalam. Dengan ini diharapkan tumbuh pimpinan parpol yang kritis dan bersikap arif dalam menghadapi berbagai masalah, tidak hanya asal cepat saja.

Koalisi Bidang Humas Dengan Media Massa

Bentuk nyata komunikasi parpol dapat dilakukan dengan berbagai media cetak secara lisan atau tertulis, juga media elektronik. Komunikasi tersebut diramu sedemikian rupa sehingga mampu memengaruhi publik pada umumnya. Ini untuk membangun reputasi parpol, penciptaan sense of belonging dan pembinaan corporate culture.

Dalam dinamika liberalisasi, suka atau tidak suka, media massa atau pers (cetak atau elektronik) sangat penting. Apalagi pada era globalisasi informasi sekarang. Pers ada di mana-mana, dengan para wartawan pada titik sentralnya. Pers juga perlu dimanfaatkan parpol, yang tentu saja dapat merugikan jika salah memanfaatkannya. Penulis Amerika Herbert NCasson menyatakan, media massa menjadi kebutuhan pokok dalam perikehidupan masyarakat modern, yang membimbing mereka dengan berbagai informasi dari pagi sampai petang bahkan sampai jauh malam selama 24 jam non-stop.

Dalam zaman modern, media massa menjadi indikator penting dari kemajuan suatu negara dan bangsa. Media massa itu padat modal dan ditangani secara profesional dengan menggunakan teknologi canggih, terbukti telah melahirkan tiras media cetak dan tayangan jam siaran media elektronik yang spektakuler. Inilah yang menempatkan media massa menjadi institusi yang luar biasa kekuatannya di seluruh dunia, dan pengaruhnya sangat kuat, luas, dan tidak ternilai.

Karena itu jika operasionalisasi media massa dilakukan oleh mereka yang tidak profesional, maka publik dan peradaban akan sangat dirugikan. Sebaliknya jika pers dikendalikan secara profesional, idealis, dan independen, niscaya akan memberi kontribusi besar dan bermakna bagi publik dan peradaban.

Itu pula sebabnya humas pada institusi/organisasi pada umumnya, dan humas parpol khususnya yang tidak mampu memanfaatkan potensi media massa pasti akan tertinggal oleh perubahan zaman, dan sangat mungkin akan mati lantaran tidak mampu membangun akses kerjasama dan tidak kuat bersaing.

Humas parpol yang mampu memanfaatkan potensi pers, yakinlah akan mampu bertahan, bahkan kian maju dan kuat.

Ingat, Peran Kerja Dan Fungsi Humasinformation is power.

Humas parpol dan media massa sebenarnya dua fenomena dalam dunia informasi yang sangat sinergi dalam membangun kehidupan bangsa dan negara. Tanpa media massa, humas parpol akan sulit menyebarluaskan informasi penting, termasuk mengalami kesulitan untuk melakukan pendekatan dengan publiknya.

Adalah realitas, betapa banyak parpol yang kedodoran oleh hantaman media massa yang menyuguhkan informasi tidak akurat, tidak bertanggung jawab, dan salah. Hal itu terutama akibat ketidakmampuan parpol tersebut memanfaatkan peluang yang tersedia pada media massa, utamanya karena parpol tidak memiliki humas.

Tentu saja landasan pekerjaan humas parpol yang baik haruslah dari lingkup parpol yang baik pula, sebab humas parpol sama dengan media massa sama-sama melayani hak publik untuk tahu (right to know), yang otomatis juga mengemban kebenaran informasi.

Parpol mana pun jika tidak memiliki humas yang baik akan terlayani secara buruk pula oleh pers, yang berimbas kepada buruknya perlindungan publik.

Tugas PEran Kerja Dan Fungsi Humas

PERAN MANAJER DAN HUMAS BAGI ORGANISASI
Pengertian Dan Tujuan Manajemen HumasDalam pelaksanaan pekerjaannya seorang praktisi humas akan
menggunakan konsep-konsep manajemen untuk mempermudah pelaksanaan tugas-tugasnya. Bahwa proses humas
(tahapan fact finding, planning, communicating, evaluation). sepenuhnya mengacu pada pendekatan manajerial. Untuk
keperluan pembahasan manajemen hubungan masyarakat, maka sementara manajemen itu dapat dirumuskan sebagai
suatu proses dari kelompok orang-orang yang secara koordinatif, memimpin kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan bersama. Dalam proses tersebut kita jumpai teknik-teknik dan koordinasi tertentu yang dipergunakan
oleh kelompok orang-orang yang disebut manajer di dalam mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan itu sendiri. Proses ini
pun mencakup fungsi-fungsi dasar dengan pendekatan analistik seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan,
pengawasan dalam melaksanakan manajemen (POAC, Planning, Organizing, Actuating, Controlling). Peran Manajer
dan Hubungan Masyarakat Dengan melihat proses peranan manajemen dan hubungan masyarakat (humas) dalam
suatu organisasi yang sudah dikemukakan, dapatlah dikatakan bahwa manajemen itu adalah upaya menyusun sasaran
dan kerja sama melalui orang lain. Di samping itu, untuk dapat mencapai tujuan organisasi secara efisien dan efektif dan
agar pekerjaan terlaksana dengan baik. Fungsi dan tanggung jawab manajer humas hendaknya mengupayakan
terjadinya hubungan yang lancar dan efektif antara semua bagian dalam perusahaan di satu sisi dan antara perusahaan
itu dengan publik internal dan publik eksternal. Staf humas harus menerapkan ketiga prinsip dasar fungsi hubungan
masyarakat dan mampu secara objektif menanggapi pendapat dan sikap publik. Dengan demikian ia dapat memberi
masukan pada pimpinan untuk menciptakan lingkungan usaha yang saling menguntungkan dan berkelanjutan serta
mampu bersaing. Dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari, tiap staf humas harus mempelajari setiap langkah dan
sasaran perusahaan. Memantau keadaannya sejauh mana langkah dan sasaran itu akan mempengaruhi lingkungan.
Apakah pendapat umum terhadap langkah dan sasaran itu. Hasil pemantauan hari ini dibandingkan lagi dengan hasil
pemantauan esoknya dan begitu seterusnya secara berkesinambungan. Tanggung jawab khusus manajer hubungan
masyarakat ialah mengelola stafnya agar setiap langkah selalu berlangsung efektif. Melaksanakan koordinasi pekerjaan
agar jangan sampai ada pekerjaan yang tumpang-tindih, mengawasi pekerjaan staf agar jangan menyimpang jauh dari
perencanaan dengan metode kerja yang benar, alat kerja yang sesuai, dan informasi kerja yang tepat. Penilaian dan
hal-hal lain yang khas ada pada manajer hubungan masyarakat antara lain mungkin perlu penataran baru, penyaringan
baru untuk mendapatkan tenaga inti atau diperlukannya penambahan tenaga yang berkualitas tertentu. Kualitas yang
khas pada manajer hubungan masyarakat ialah kemampuan menganalisis. Setiap anggota staf humas juga harus
berkemampuan sebagai juru analisis. Manajer hubungan masyarakat harus pula bisa membenahi dirinya, dan
menganggap dirinya mampu bekerja efektif tanpa perintah, karena manajer humas sendiri bukan mengurus bagian yang
memberi perintah. Manajer humas adalah bagian yang mewakili perusahaan terhadap publik dan mewakili publik pada
perusahaan. Dengan demikian, tiap bagian lain dalam perusahaan itu tahu bahwa pimpinan puncak termasuk manajer
humas tingkat dan bobotnya sama dengan rekan pimpinan puncak bagian lain. Manajer humas harus pula dapat
menyajikan hasil evaluasi akurat tentang : Lingkungan Sikap dan pendapat publik Efektivitas manajemen humas
Pengaruh tiap bagian yang harus dirasakan juga oleh manajer humas. Evaluasi tersebut meliputi ruang lingkup
tugasnya manajer humas dalam rangka mengatur/memanfaatkan kegiatan internal dan eksternal. Hubungan
Masyarakat Unsur Pendukung Kegiatan Organisasi Dalam bagian pertama dari modul ini dibahas mengenai fungsi
hubungan masyarakat untuk mendukung tujuan organisasi atau perusahaan. Humas sebagai bidang ilmu pengetahuan
interdisipliner dapat memberikan jawaban, sejauh praktisinya mampu mengembangkan ilmu ini dalam kaitannya dengan
ilmu-ilmu sosial lainnya, untuk ini disajikan kembali berbagai definisi kehumasan, termasuk definisi yang disebut dengan
Statement Mexico. Definisi ini mempertegas kedudukan Humas dalam jajaran ilmu-ilmu sosial lainnya, terutama yang
berkaitan dengan ilmu komunikasi. Definisi ini kembali menggaris bawahi tugas Humas harus dilandasi dengan riset,
konsultasi dengan pimpinan organisasi, program berencana dan tanggung jawab sosialnya. Juga disimpulkan adanya
empat unsur pokok mengenai falsafah yang dikandung oleh humas. Peranan humas untuk menanamkan sense of
belonging pada publiknya dalam upaya untuk memenangkan tujuan organisasi, yang tentunya berlandaskan
keterampilan humas agar dapat menyentuh persepsi publik sasaran. Hal ini harus dipahami bahwa dengan cara
sistematis dan terencana akan dapat diraih dan dimenangkan sasaran pokok kegiatan humas untuk memenangkan dan
meraih opini publik yang menguntungkan bagi organisasi. Semua ini bertitik tolak pada posisi humas sebagai unsur
pendukung kegiatan organisasi. Hubungan Masyarakat sebagai Pusat Informasi Arti penting informasi bagi
pelaksanaan tugas praktisi hubungan masyarakat dibahas dalam Kegiatan Belajar 2 dalam modul ini. Penguasaan
informasi merupakan syarat mutlak bagi praktisi dalam mengemban tugasnya di dalam suatu organisasi, baik dalam
hubungannya dengan pihak pimpinan, maupun dengan khalayak dalam, dan terlebih lagi dengan khalayak luar,
informasi merupakan masukan yang harus dikuasai atau dimiliki. Dalam hal ini kita mengacu pada proses pengalihan
PR yang dirumuskan oleh Frank Jefkins, yang dengan jelas mengemukakan perlunya dijernihkan dulu berbagai masalah
yang sedang dihadapi agar pelaksanaan kehumasan dapat berjalan dengan baik. Semua ini tidak terlepas dari upaya
untuk mengubah perilaku khalayak melalui dua jenjang, yaitu transforming role dan socializing role. Yang pertama
dimaksudkan untuk mengubah perilaku publik, sementara yang kedua adalah hasil yang dapat diperoleh. Pada
kegiatan belajar ini dibahas pula peranan yang dimainkan oleh para praktisi humas pemerintah yang tergabung di dalam
organisasi Bakohumas, dan peranan yang dilakukan praktisi tidak sama dengan rekan-rekannya pada humas swasta.
Sekalipun dasar pengetahuan kehumasan itu sama, tetapi jelas para anggota Bakohumas harus mengikuti jalur yang
ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini berbeda dengan praktisi swasta, yang tergabung di dalam Perhumas yang bebas
melakukan tugasnya untuk mencapai sasaran. Dari uraian ini jelas bagi kita bahwa kerja humas tidak dapat ditangani
sambil lalu, tetapi harus profesional sebagai suatu bidang ilmu. Kita kutip uraian Prof. Dr. Astrid Susanto mengenai
.:: Forum Pranata Humas LIPI ::.
http://fortamaslipi.co.cc Menggunakan Joomla! Generated: 22 October, 2008, 20:47
bidang-bidang spesialisasi dalam kehumasan, yang dibagi dalam beberapa kelompok. Dari uraian ini jelas dapat kita
simak masalah yang dihadapi praktisi terlalu banyak dan beragam, serta menuntut harus ada ketentuan. Juga dikutip
pendapat seorang pakar marketing, PR. Smith, tentang arti informasi dalam bidang militer dan marketing, bahwa
informasi dapat menciptakan power. Dalam kaitan ini dikutip pula pendapat Jefkins tentang posisi praktisi dalam suatu
organisasi yang merupakan mata, telinga dan suara dari perusahaan. Posisi ini harus berada pada jajaran pimpinan, dan
hal ini sama dengan sudut pandang Ivy Lee pada permulaan abad ini. Januari 24, 2008 oleh H.Sofa, S.IP, M.Pd
Diposting oleh Endang Ridwan, ST (Pranata Humas Pertama)

Rabu, 15 Oktober 2008

Tugas Additorial 2

Bencana dan Introspeksi Diri

Negeri kita tidak henti-hentinya dirundung malang. Malapetaka demi malapetaka terus menimpa, baik yang murni disebabkan alam, maupun karena keteledoran manusia.

Betapa tidak. Kita belum selesai dengan lumpur Lapindo, yang sejak sembilan bulan lalu menyembur tanpa dapat dicegah dan menutupi desa-desa di Sidoarjo, kita menghadapi lagi berbagai bencana baru.

Air bah yang menutupi 70 persen Kota Jakarta, sehingga memudarkan kewibawaannya sebagai Ibukota Negara, sampai sekarang masih terus melekat dalam ingatan kita.

Sementara kita berusaha memulihkan kembali kehidupan di Ibukota, kita ditimpa lagi berbagai malapetaka lain, tanah longsor di Manggarai (NTT), gempa di Solok dan sekitarnya (Sumatera Barat), angin puting beliung di Yogyakarta, dan malapetaka-malapetaka lainnya.

Kita pun masih termangu- mangu dengan kecelakaan beruntun lalu-lintas: pesawat Adam Air yang sampai sekarang belum diketahui rimbanya, kecelakaan KM Senopati Nusantara yang sebagian besar penumpangnya belum ditemukan, berkali-kali kereta api anjlok, dan seterusnya.

Sebelum mampu mencerna itu semua, tiba-tiba kita dikejutkan la-gi dengan terbakarnya Ro-Ro Levina I di Teluk Jakarta dan pesawat Garuda di Bandara Adi Sutjipto-Yogyakarta.

Levina I malah masih meminta korban lagi justru ketika sedang diteliti orang-orang yang mestinya mampu menyelamatkan diri. Sedangkan kecelakaan Garuda juga sangat “aneh”, karena terjadi di pagi cerah yang indah ketika para awak berada pada puncak kesegaran setelah istirahat malam sebelumnya.

Semua itu membuat kita gundah. Wajarlah apabila di tengah kegundahan itu kita bertanya, ada apa sesungguhnya dengan bangsa kita? Mengapa bencana datang silih berganti? Mengapa kita tidak diberikan waktu menuntaskan dulu akibat bencana-bencana sebelumnya, sudah disusul lagi bencana-bencana lainnya?

Tidak Disiplin

Serangkaian pertanyaan “mengapa” ini sulit dijawab secara memuaskan. Mengenai bencana alam yang murni disebabkan oleh alam, tentu “mudah” kita menjawabnya.

Dengan mudah kita mencari dalih, itulah “alam”, kita tidak mampu memprediksinya. Dalih itu pun tidak sungguh-sungguh kuat, sebab oleh kemajuan iptek sekarang bukannya tidak dapat sama sekali kita mengantisipasi berbagai bencana alam serta berbagai dampaknya.

Akan halnya musibah yang disebabkan oleh manusia, kita hanya dengan mengurut dada mengacu kepada ketidakdisiplinan kita. Bangsa kita memang terkenal sebagai bangsa yang tidak disiplin pada segala lini. Gambarannya bisa dilihat dengan sangat mudah di mana-mana. Dalam berlalu lintas di jalan raya, misalnya, kita cenderung gemar bercanda dengan maut.

Mau lihat lagi contoh di mana percandaan dengan maut dilakoni? Tengoklah di pompa bensin. Tiba- tiba saja ada orang yang merokok tanpa merasa bersalah sedikit pun. Atau tidak mematikan mesin mobil ketika sedang mengisi bensin, sementara kita tahu betul percikan api sedikit saja akan menghanguskan segala sesuatu.

Hebatnya bah Jakarta yang senantiasa berulang itu, bukan saja disebabkan oleh alam, tetapi oleh ketidakmampuan kita memelihara saluran-saluran air pembuangan. Secara mudah kita membuang sampah ke dalamnya. Ketika disiplin diremehkan, maka malapetaka, besar atau kecil, sudah menanti untuk mencelakakan kita.

Di tengah berbagai kegalauan itu, kalau ada seruan untuk melakukan introspeksi diri, akan terdengar sangat wajar. Telah terlalu lama kita sibuk dengan berbagai kesibukan, sehingga tidak tersisa waktu sedikit pun untuk melakukan pe- renungan.

Introspeksi pada hakikatnya adalah upaya untuk meneropong ke dalam kedalaman diri kita secara jujur dan rendah hati. Seakan-akan kita memperoranglainkan diri kita dan menyiasati apa yang telah kita lakukan, lakoni, dan kerjakan dalam berbagai relasi kita yang ber- sisi tiga.

Sebagai orang beragama, kita mengakui relasi kita dengan Allah. Sebagai makhluk sosial, kita menjalin relasi dengan sesama. Sebagai insan yang hidup kita tidak saja dikondisikan oleh alam, tetapi juga berelasi dengannya dalam rantai ekologis yang tidak putus-putusnya. Relasi- relasi itulah yang dijaga keharmonisan dan ke- seimbangannya.

Sekali keharmonisan dan keseimbangannya terganggu, bencana akan melanda kita. Tidak berlebihan kalau dikatakan, berbagai bencana yang kita alami selama ini di- sebabkan terganggunya relasi bersisi tiga itu.

Tobat Sosial

Maka seruan untuk berintrospeksi dapat juga diinterpretasikan sebagai sikap pertobatan, tidak sekadar dalam arti ritual tetapi juga secara sosial, bahkan kehidupan. Tobat ritual adalah pertobatan yang dilakukan melalui cara-cara ritual di dalam gedung-gedung ibadah.

Di dalamnya kita dapat berdoa sangat khusyuk, berzikir sangat mendalam, menyerukan Nama Allah dengan penuh kesedihan, bahkan dengan uraian air mata.

Secara psikologis, kita pun merasa terbebas dari berbagai beban yang selama ini menekan. Apakah semua ini berguna? Tentu saja, tetapi tidak cukup. Tobat ritual yang hanya berhenti di situ cenderung mengarah ke masa lampau, kepada perbuatan-perbuatan dosa yang telah dilakukan. Ia masih harus dilanjutkan melalui tobat sosial, yang mengarah ke masa depan, yaitu bagaimana mengubah keadaan yang tadinya buruk menjadi baik.

Adakah hubungan dengan sesama selama ini buruk misalnya karena perbuatan KKN yang merugikan semua pihak? Berhentilah dari berbuat KKN. Lebih elok lagi kalau hasil KKN dikembalikan untuk dipergunakan bagi kepentingan bersama.

Apakah merasa tidak senang apabila melihat orang lain berbeda, misalnya karena perbedaan agama yang dianut? Ubahlah sikap itu. Janganlah menyimpan rasa tidak senang itu, misalnya dengan mempersulit orang melakukan ibadahnya.

Apakah cenderung main hakim sendiri? Taatilah hukum, dan serahkanlah pengurusannya kepada yang berwenang untuk itu. Sebagai pejabat Anda cenderung memperjualbelikan hukum bagi kepentingan diri? Stop melakukan itu.

Sebagai anggota DPR Anda hanya prihatin dengan kepentingan diri? Maka kembalilah kepada rel yang benar sebagai wakil rakyat. Sebagai politisi Anda hanya cenderung menghitung-hitung hari kapan kemungkinan berkuasa lagi? Maka jadilah politisi yang benar- benar mengorientasikan diri kepada kesejahteraan bersama, yang mempergunakan kekuasaan bagi kemaslahatan bersama. Dan se- terusnya.

Terhadap alam yang selama ini secara semena-mena kita “perkosa”, berhentilah dari melakukan itu. Tidakkah kita sadar, ketika secara serampangan menggunduli hutan-hutan, kita sesungguhnya sedang memperkosa Ibu Pertiwi yang selama ini mengayomi kita dengan kehidupan?

Ketika kita secara sewenang- wenang mengotori sumber-sumber air, kita sebenarnya sedang mengkhianati Sang Pemberi kesejukan? Maka herankah kita kalau alam berbalik menyerang? Ketika alam dihalang-halangi untuk mencapai keseimbangannya, alam mencari keseimbangannya sendiri, kalau perlu dengan membinasakan kita.

Merenungkan semua itu, kita, dengan demikian bukan saja melakukan tobat sosial tetapi juga tobat kehidupan. Masa ketika segala sesuatu berorientasi kepada manusia (man-oriented) telah lewat.

Sekarang mesti digantikan dengan orientasi kepada kehidupan (life-oriented). Sebagai manusia yang diberi akal-budi oleh Sang Pencipta, kita diminta sungguh-sungguh memelihara dan melaksanakan disiplin di dalam segala bidang kehidupan.

Tentu kita senang karena Pe- merintah menyerukan introspeksi diri. Itulah kewajibannya. Tetapi, akan jauh lebih mendasar dan mengakar apabila sikap introspeksi diri itu bersumber dari kesadaran diri kita yang paling dalam.

Tugas Additorial

KRD (kerata rel diesel) BOGOR - SUKABUMI BEROPERASI LAGI

PT. Kereta api (PT. KA) akan mengaktifkan kembali kereta Bogor - Sukabumi setelahl mati sekitar 2 tahun. Direktur jendral perkerta apian departemen perhubungan (Wendy Aritenang), kepala daerah operasional 1 Jakarta Judarso Widyono, dan Direktur Utama PT Jabotabek Kurniadi, melakukan inspeksi jalur itu . Direncanakan KA akan beroperasi akhir
november 2008.

Pelaksanaan Inspeksi dimulai sekitar pukul 09.30 wib dari stasiun KA Bogor. Perjalanan hingga ke Sukabumi berlangsung lancar selama 2 jam menggunakan KA Wijaya kusuma yang biasa diguanakan khusus untuk inspeksi.

Tarif KRD Bogor - Sukabumi ini masih dibicarakan, Saat terakhir kali beroperasi pada awal 2006, tarifnya Rp. 2000,- tapi kemungkinan tarif yang akan diberlakukan sekitar Rp. 5000,- . PT KA juga merencanakan tiket terusan Sukabumi - Bogor - Jakarta.

Saat dioperasikan kereta selalu dijubelin penumpang apalagi waktutempuh Sukabumi - Bogor kalau menggunakan BUs sekitar 4 jam dengan tarif Rp. 9000,- sedangkan kalau mnggunakan KRD dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan dengan tarif hanya Rp. 5000,-.

Tugas Artikel

Orang Miskin” Tak Pusing dengan Krisis Ekonomi!


Siapa paling menderita jika krisis ekonomi mendera? Kalau versi Presiden Bank Dunia, Robert Zoellick, krisis ekonomi global dapat sangat merugikan penduduk miskin di negara-negara berkembang. Bank Dunia menaksir harga pangan dan energi yang tinggi telah mendorong 100 juta orang lagi ke lembah kemiskinan tahun ini saja.

Agaknya Zoellick tak pernah turun ke lapangan seperti saya, sesama rakyat jelata Indonesia, negara yang katanya berkembang tapi kerap disandingkan dengan sejumlah negara miskin Afrika dalam sejumlah literatur yang saya baca. Sebab nyatanya, orang miskin itu tak kena dampak apapun atas krisis ekonomi global. Siapa rakyat miskin yang saya maksud? Mereka adalah gelandangan, pengemis, pengamen, anak jalanan, yang tak punya tempat tinggal, tak sekolah, dan entah bagaimana masa depannya.

Adakah artinya nilai rupiah anjlok atau bahkan terjadi devaluasi sekalipun bagi mereka? Apakah jika dolar turun maka mereka akan bisa kuliah dan berbelanja di butik mahal? Apakah jika rupiah anjlok, mereka akan mati bunuh diri? Tidak. Bagi kalangan orang seperti mereka, krisis atau tidak krisis sama sekali tak ada artinya.

Siapa Si Miskin?

Justru yang kena dampak paling heboh dalam situasi krisis adalah kalangan menengah. Kalangan yang dibilang kaya tapi masih naik turun bis kota dan tersiksa macet, terancam copet dan penodong. Tapi tak bisa disebut miskin, sebab mereka bisa mengecap pendidikan tinggi, memiliki laptop dan ponsel, sesekali menikmati Starbucks. Ini yang saya sebut sebagai kalangan “nanggung”.

“Kalau orang kaya, saat krisis begini gampang saja, tinggal alokasikan kekayaannya ke properti atau emas atau dolar, agar bisa selamat. Nah kita, tabungan cuma beberapa juta doang, boro-boro mau beli properti atau emas, diambil sekarang juga langsung habis,” keluh seorang teman yang masuk golongan nanggung itu.

Mungkin kita perlu lebih menjelaskan apa yang dimaksud dengan “orang miskin”. Pada pidato kenegaraan 18 Agustus lalu, Presiden SBY dengan bangga mengatakan bahwa populasi rakyat miskin sudah bisa ditekan. Saya kok seperti mendengar lawakan Srimulat, sebab faktanya anak-anak jalanan yang berkeliaran mengamen di jam sekolah kian membludak. Copet, preman, pengangguran, berita kriminal, kian marak menghiasi hidup keseharian.

Saya tertawa geli membaca tulisan di bawah ini.

Bank Dunia dan Bappenas mencatat, penduduk miskin turun separuh sejak 1997, sampai 2003. Pada 2003, Bappenas mencatat, jumlah orang yang hidup di bawah garis kemiskinan tinggal 17,4% dari total orang miskin sebanyak 37,3 juta orang. Survei Bappenas ini memakai standar internasional, yaitu penduduk yang mempunyai pendapatan kurang dari US$ 1 per hari, dan patokan harga-harga yang dipakai adalah saat krisis pada 1998.(Tempo).

Kenali “Musuhmu”

Jadi, siapa saja yang berpendapatan lebih dari 1 dolar AS sehari adalah orang kaya? Hei, 1 dolar AS itu kini hanya sekitar Rp. 9000-10.000. Ok, kita bulatkan saja jadi Rp.10.000. Jika dikalikan 30 hari artinya Rp.300.000. Berarti Bappenas mengategorikan mereka yang berpenghasilan Rp.301.000 per bulan adalah orang kaya? Apakah orang Bappenas tahu bahwa untuk mengontrak rumah sederhana saja paling tidak butuh Rp.250.000. Sisanya Rp.50.000 harus cukup untuk makan sebulan dan itu artinya dia sudah kaya? Apakah orang Bappenas mau digaji Rp.310.000 dan dianggap sudah kaya??? Serendah itukah kualitas hidup manusia Indonesia?

Bagaimana pemerintah bisa memperbaiki kondisi rakyat kita, jika mendefinisikan orang miskin saja tidak sanggup? Lalu bagaimana dengan gelandangan dan pengemis di kolong jembatan yang bahkan bisa jadi penghasilannya lebih dari Rp.300.000 sebulan tapi tetap tidak masuk kategori miskin versi pemerintah?

Kabarnya kemiskinan adalah musuh bersama yang layak diperangi. Tapi untuk mengenali musuh itu sendiri saja pemerintah tidak mampu. Ironis!


Tugas Artikel

SIAPAPUN BISA MENJADI HUMAS

Setiap manusia memiliki keinginan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk kehidupan, pastinya untuk meraihnya tak semudah membalikan telapak tangan yang pada saat itu berubah secara drastis. oleh karena itu di perlukanlah perjuangan serts sikap optimis unruk mendapatkannya.

Begitupun dengan sosok Humas yang tampaknya memiliki rasa kepemimpinan dan tanggung jawab penuh demi pekerjaannya, akan tetapi apakh sosok Humas bisa di dapat oleh semua orang?? pada dasarnya anusia adalah ciptaan Allah yang paling sempurna dan senantiasa memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Begitupun dengan Humas pada saat ia berada dalam suatu tuntutan pekerjaan, maka ia berusaha untuk bisa menjaga image dan citra baik perusaaan yang ia pegang agar terkesan baik di mata masyarakat. Akan tetapi tidak hanya Humas sendiri yang bisa melakukan hal tersebut untuk memajukan perusahaan, maka itu ada karyawan yang bekerja dan ia pun bisa menjadi Humas dalam hal membantu perusahaan agar tetap eksis dan maju.

Pekerjaan Humas itu mulai dari A sampai Z “Frank Jefkins“, dalam arti Humas melakukan pekerjaan dari hal kecil sampai hal besar sekalipun. walaupun sepertinya posisi Humas di samakan dengan President Direktur, akan tetapi urusan pekerjaan harus detail dan rapih.

Oleh sebab itu siapapun bisa menjadi Humas untuk dirinya sendiri dengan arti untuk menjaga citra dan harga dirinya serta memiliki jiwa semangat dan terus berusaha, dan menganggap dirinya adalah orang yang memiliki aktualitas untuk hidup.

Tugas Siaran Pers

31/10/07 20:57

PSSI Dinilai "Tuli" Soal Nurdin Halid


Jakarta (ANTARA News) - Pengurus Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) agaknya semakin menulikan diri dengan kritikan dari luar yang mempertanyakan etika pengurus yang tetap mempertahankan Ketua Umum Nurdin Halid meski sudah ada surat dari FIFA yang menyatakan bahwa para pengurus federasi sepakbola, termasuk PSSI, harus mereka yang bersih dari tindak kriminal.

Dalam jumpa pers yang digelar di sekretariat PSSI di Senayan Jakarta, Rabu, Sekjen PSSI Nugraha Besoes hanya berusaha untuk melakukan pembelaan terhadap kepengurusan periode 2007-2011 itu dan tidak menyinggung kemungkinan melakukan Munaslub untuk memilih ketua umum yang baru menggantikan Nurdin Halid, yang saat ini masih mendekam dalam penjara karena dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana korupsi.

Malahan Nugraha berusaha berlindung dibalik pernyataan Presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) Mohammed bin Hammam yang menurutnya pada pertemuan di Kuala Lumpur pada 11 September lalu pernah mengataakan bahwa ia mempersilahkan PSSI untuk menerapkan Statuta PSSI pada Munas 2011 dan kepengurusan 2007-2011 tetap terus berjalan.

"Kepengurusan sekarang tetap akan jalan dan pedoman dasar baru yang sesuai dengan aturan FIFA akan diaplikasikan pada 2011," kata Nugraha Besoes dalam keterangannya kepada wartawan.

Apabila pernyataan Hammam seperti yang disampaikan Nugraha tersebut benar, berarti tidak ada niat dari para pengurus PSSI untuk "mengatur kembali" pemilihan ketua umum seperti yang ditegaskan oleh FIFA.

Dalam pernyataan pers tersebut, tidak ada hal-hal baru yang disampaikan oleh Nugraha Besoes, kecuali pembelaan dan pembenaran dengan menyodorkan kronologis proses penyempurnaan Statuta dan Keberadaan Kepengurusan.

Khusus mengenai keberadaan Nurdin Halid, pihak PSSI dalam siaran pers menyatakan bahwa pada saat pemilihan ketua umum 2003, Nurdin dalam keadaan bebas dan pada pemilihan pengurus melalui Munas 2007, kondisi Nurdin juga bebas dan masalah timbul setelah menjabat dan dilantik sebagai anggota DPR RI.

Mengomentari polemik yang terjadi sehubungan dengan banyaknya kritik yang dialamatkan kepada kepengurusan PSSI, pengamat olahraga Fritz Simanjuntak mengatakan bahwa pembelaaan diri yang disampaikan oleh pengurus organisasi olahraga terbesar di Tanah Air itu hanya berkutat pada masalah prosedural, bukan pada aspek moral.

"Saya melihat, apa yang berkembang selama ini dalam kasus PSSI lebih banyak banyak prosedural, yaitu bagaimana dua pihak yang berbeda pendapat hanya mempertahankan argumentasi dengan penafsiran sendiri-sendiri," kata Fritz yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Indonesian Marketing Association Marketing (IMA) itu

Selasa, 14 Oktober 2008

Promo Habis, Tarif 3G Telkomsel Kembali Normal

PT Telkomsel Tbk sejak pukul 00.00 Kamis (1/2) memberlakukan tarif normal 3G seiring dengan berakhirnya tarif promo. Siaran pers Telkomsel menyebutkan, selanjutnya tarif Video Call akan mengacu pada ketentuan normal tarif Voice Call baik kartuHALO, simPATI maupun kartu As tanpa "Gratis 5 Menit Pertama". Begitu pula untuk tarif video call pada Mobile TV.

Dari hasil promosi Telkomsel 3G selama ini, respon pelanggan sangat baik, hanya dalam waktu relatif singkat hanya dalam waktu kurang dari satu semester, pelanggan yang meregister sudah sekitar 1,7 juta.

Dapat dikatakan bahwa secara sederhana, dengan pemberlakukan ini, maka biaya menelepon dengan layanan 3G sama dengan biaya menelpon normal (2G), bahkan lebih dari itu pelanggan memperoleh nilai lebih dimana di layanan 3G kita mendapatkan fasilitas yang memungkinkan melihat lawan bicara.

Telkomsel menyatakan, sejalan dengan animo tersebut cakupan layanan pun terus diperluas.

Beerapa indikator tentang antusiasme dan respons positif pelanggan tercermin dari jumlah pelanggan yang menikmati berbagai layanan dunia 3G Telkomsel seperti mobile TV dalam empat bulan pertama (Sep-Des 2006 ) mencapai dua juta hits; pemakaian video call pada akhir tahun 2006 mencapai hampir 1,2 juta video call.

Adapun komposisi pelanggan yang sudah memanfaatkan layanan 3G adalah berasal dari kartuHALO (12 persen), simPATI (55 persen ) dan kartu As (33 persen).

Saat ini Telkomsel telah menggelar lebih dari 1.000 BTS 3G tersebar di 30 kota: Jakarta, Depok, Bogor, Tangerang, Bekasi, Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Purwokerto, Surabaya, Malang, Medan, Palembang, Pematang Siantar, serta Bukittinggi.

Juga Lubuk Pakam, Jangto, Banda Aceh, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, Samarinda, Pekanbaru, Batam, Tanjung Pinang, Denpasar, Mataram, Makasar dan Balikpapan.

Sebagai bagian dari rangkaian penggelaran layanan 3G ke berbagai kota di Indonesia secara cepat, Telkomsel berencana menambah sekitar 1.500 node b (BTS 3G).

Disamping perluasan cakupan 3G di jaringan nasional, Telkomsel juga telah menambah tiga negara akses internasional call 3G via akses IDD Call 007 (Swedia, Belanda dan Jepang) yang menjadikan jumlah komunikasi internasional 3G Telkomsel menjadi 15 negara, karena sebelumnya telah dibuka dengan : Singapura, Malaysia, Filiphina, Taiwan, Australia, Hongkong, Jerman, Belgia, Perancis, Arab Saudi, Italia, dan Yunani.

Edukasi Pasar

Telkomsel menyadari sepenuhnya bahwa dalam membangun industri 3G di Indonesia memerlukan upaya-upaya edukasi kepada masyarakat, terlebih lagi teknologi ini merupakan hal yang baru.

Untuk itu selain mengadakan roadshow edukasi 3G ke beberapa institusi pendidikan seperti sekolah dan kampus, Telkomsel juga menginisisiakan pelatihan 3G bagi wartawan sebagai ujung tombak dalam penyampaian informasi lewat saluran media massa.

Intruduce

Hi..........

Nama ku Surya Darma....
Saat ini aku bekerja disebuah perusahaan exspedisi di Jakarta.aku juga kuliah loh di salah satu PTS di Jakarta.PR itulah jurusan yang ku ambil.walaupun baru smt 3 tapiu aku yakin bisa menjadi seorang PR yang Handal.......
Doain ya