Senin, 15 Desember 2008

tugas institutional advertising 1

Citra Pertamina Lewat Iklan

Sudah bertahuntahun saya bekerja di perusahaan ini, mungkin baru sekarang saya melihat ada suatu upaya besar untuk mentransformasikan Pertamina dari suatu perusahaan BUMN yang semula jago kandang menjadi entitas bisnis

kelas dunia. Tentu hal ini patut kita dukung semua. Tokh, kita juga tidak ingin Pertamina menjadi kerdil hanya karena kehadiran pemain-pemain asing yang semakin banyak masuk ke Indonesia.

Hobi saya menonton teve dan baca koran, karena itu saya ingin sedikit mengemukakan pikiran saya tentang Pertamina dari apa yang saya lihat di layar kaca dan halaman media cetak.


Saya senang saja melihat Pertamina sudah rajin memasang iklan, bahkan di salah satu stasiun teve, iklan Fastron nongkrong setiap saat. Tetapi kemudian setelah melihat iklaniklan Pertamina yang lain, saya berpikir bahwa tampaknya iklan-iklan tersebut berjalan sendiri-sendiri. Artinya, iklan yang satu tidak saling melengkapi atau menunjang iklan yang lain.


Secara pribadi saya awam dengan dunia komunikasi dan advertising, tetapi saya yakin dalam beriklan, ada dua yang ingin kita tampilkan, pertama, perusahaannya. kedua, produk-produknya. Ketika mengiklankan perusahaan, yang harus ditampilkan adalah seperti apa image atau citra yang ingin kita bentuk di masyarakat. Karena itu tayangan visualnya juga haruslah mengesankan. Mungkin kita bisa ambil contoh iklan-iklan yang mengesankan, seperti dahulu iklan (maaf, menyebutkan nama perusahaan lain tetapi bukan perusahaan minyak lho...) IBM dengan latar belakang lagu yang popular, atau iklan Marlboro dengan suasana country dan koboinya. Bisa juga benchmark dengan iklaniklan korporat dari perusahaan penerbangan atau bank. Melihat iklan itu, atau mendengar jingle-nya saja, orang sudah dapat

mengasosiasikan dengan nama perusahaan tertentu. Hal ini belum saya dapatkan dari iklan-iklan Pertamina di layar kaca. Apalagi di media cetak.


Kadang, iklan-iklan itu tampil dengan slogan Always There, lain waktu dengan slogan Selalu Hadir Melayani. Saya heran, kenapa harus ada dua ‘slogan', kenapa tidak satu saja seperti (terpaksa harus menyebut nama perusahaan lagi) Telkom dengan Committed to Younya, atau mungkin dengan BCA yang gencar dengan Welcome to BCA-nya.


Yang juga saya anggap kurang pas adalah ketika saya melihat iklan-iklan produk. Iklan-iklan produk selalu mencantumkan nama fungsi yang membuatnya, seperti Pertamina Pelumas, Pertamina Aviasi, Pertamina Non-BBM, dll. Disertai alamat kontak mereka.


Hal ini tidak pernah saya jumpai dalam iklaniklan perusahaan lain ketika menampilkan produknya. Misalnya saja ketika Unilever memasang iklan shampo, sabun, pasta gigi mereka cukup menampilkan satu nama perusahaan. Yakni Unilever. Tidak ada embel-embel Unilever Divisi Shampoo, Unilever bagian sabun atau yang lain. Atau ketika sebutlah pesaing kita Shell menampilkan iklan produk mereka seperti Helix, dia juga tak perlu menyebutkan bahwa iklan itu dibuat Shell Divisi Pelumas.


Bagi saya lagi-lagi sebagai orang awam, dalam setiap menonton/membaca iklan produk rasanya masyarakat konsumen cukup perlu tahu produk yang diiklankan itu buatan perusahaan mana. Masyarakat tidak merasa perlu tahu iklan itu buatan Divisi atau Fungsi atau departemen apa dari perusahaan itu.


Kalau saya boleh sebut ‘egoisme' fungsi itu, sebagai penonton kita malah melihat ada ketidakkonsistensian di dalamnya. Seolah-olah, masing-masing fungsi ingin menonjolkan kinerjanya. Yang ujungujungnya kita sebagai

penikmat tayangan iklan jadi terganggu. Sebab, terlalu banyak pesan yang ingin disampaikan. Pertanyaannya sekarang

adalah, apakah iklan-iklan yang mengusung "egoisme" kefungsian itu efektif? Wallahualam, saya agak meragukan.


Saya hanya berharap agar iklan-iklan Pertamina, baik di layar kaca maupun di media cetak, terintegrasi. Apapun iklannya, antara nama besar Pertamina dan nama produk harus saling mendukung. Iklan perusahaan harus menjadikan

produk kita bertambah nilai jualnya. Demikian juga dengan iklan produk yang harus membawa nama perusahaan sehingga makin dikenal dan akrab olah masyarakat. Yang ujung-ujungnya apalagi kalau bukan produk Pertamina terdongkrak penjualannya dan nama Pertamina keseluruhan (terlepas dari produk jualan Aviasi, Pelumas, Retail,

atau yang lainnya) menjadi makin akrab dan dipercaya oleh masyarakat.

Tidak ada komentar: